PANTAI BIRA - BULUKUMBA MAKASSAR

Menghabiskan waktu libur, aku bersama alumni SMAN 1 Maros (Anak SONIK).
SONIK 2008

Kami berangkat menuju tanjung bira yang terletak di Kecamatan Bonto Bahari kabupaten Bulukumba. Orang-orang biasa mengenalnya dengan sebutan tempat pembuatan perahu phinisi.
Tanjung Bira - Bulukumba

Pantainya yang biru, ditambah dengan pasir yang berwarna putih seperti pantai Bali. membuat wisatawan banyak mengunjungi pantai tersebut. 

Dahulu waktu masih berstatus sebagai siswa menengah pertama (SMP), saat itu aku masih duduk di kelas 3 SMP. Aku dan seluruh teman kelas mengadakan perpisahan ditempat tersebut. Untuk mengulang dan merasakan kembali keindahan pantai Bira. Aku dan teman SMAku mengadakan acara reuni bersama.

Jumlah kami yang berangkat saat itu adalah 11 orang yaitu Murni, Ida, Aya, Arham, Hamsir, Ono, Takar, Hasbi, Atma, Ilham dan Lia. Kami sangat menikmati perjalanan. Walaupun kami berangkat dengan cuaca yang sangat panas, hal itu tak menyurutkan semangat kami. Kami berangkat sekitar pukul 12.00 Wita. 

Saat menginjakkan kaki di pantai Bira,  aku melihat banyak perubahan yang sangat drastis, maklum sudah 3 tahun lamanya. Kini aku melihat banyak penjual aksesories, penjual makanan, penyewa perahu, penyewa banana boat dan penyewa vila. Memang masyarakat pantai yang bermukim di sekitar pantai ini, mata pencaharian utama mereka adalah berdagang.

Ilham salah satu sahabatku langsung menyewa vila, Vila yang kami gunakan itu adalah vila yang juga aku gunakan saat perpisahan waktu kelas 3 SMP. Kami sengaja menginap, karena kami ingin mengunjungi satu pulau yang berada disebrang pantai Bira, konon katanya keindahannya tidak jauh berbeda dengan pantai Bira. Jadi kami ingin melihatnya, kami menggunakan perahu kayu sebagai sarana transportasi.

Allah SWT memang menciptakan langit dan bumi sungguh sangat sempurnah. Aku hanya mampu untuk terus berucap kagum dan bertasbih atas ciptaannya yang maha dahsyat. Tidak hanya itu kami pun merasakan nikmatnya banana boat, walaupun aku tidak mahir dalam berenang, tapi rasa keinginan itu mengalahkannya. Aku pun mencobanya.

Untunglah aku memakai pelampung, jadi walau tidak tahu berenang, aku tidak tenggelam. Saat itu aku jatuh, terpaksa aku harus merasakan garamnya air asing. Aku tidak sabar lagi untuk mengujungi pantai-pantai selanjutnya. So. ikuti terus petualangan lia :) makasih

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri saran dan kritik. Terima kasih