PANTAI LOSARI - MAKASSAR

4 komentar

Tempat wisata yang Lia kunjungi selanjutnya adalah pantai Losari yang terletak di sebelah barat kota Makassar. Pantai ini menjadi tempat bagi warga Makassar untuk menghabiskan waktu pada pagi, sore dan malam hari menikmati pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah.

Waktu itu Lia berkunjung di pagi hari bersama rombongan anak GAMMARA dari LBB Triesakti Indonesia.
GAMMARA angkatan I di LBB TRIESAKTI

Tempat Lia menjadi tentor bahasa Indonesia sejak tahun 2012-2013. GAMMARA adalah angkatan pertama di LBB Triesakti. Sebuah bimbingan baru yang dipelopori oleh Sugeng Rianto selaku mantan pimpinan dari LBB Gadjah Mada. Peresmian awal angkatan kami ini, kami lakukan di pantai Losari.
Perkumpulan anak GAMMARA TRIESAKTI

Kami berkunjung sekitar pukul 05.00 wita. Sengaja kami berangkat pagi hari untuk menikmati indahnya pantai, dan menghirup udara segar. Setiap subuh, pantai khas Makassar ini sudah ramai dikunjungi wisatawan, selain dengan tujuan untuk belanja, juga untuk olahraga.

Jumlah kami yang berangkat saat itu sekitar 17 orang. 14 orang dari anak GAMMARA, dan 3 orang lainnya dari direktur dan manager (ka Aziz dan ka Riki) dari LBB Triesakti. Anak GAMMARA yang pergi saat itu adalah : Nuri (tentor English) , Nining (tentor English), Resky (tentor Matematika), Lia (tentor Bahasa Indonesia), Hera (tentor Biologi), Mila (tentor Bahasa Indonesia), Paida (tentor Fisika), Nia (tentor Matematika), Syukur (tentor English), Ikky (tentor Matematika), Rudi (tentor English), Padli (tentor Fisika) Muhammad (tentor English) dan Iban (tentor Fisika).

Persatuan Anak GAMMARA
Sebenarnya jumlah kami sekitar 15 orang, akantetapi saat itu Tika (tentor Biologi) tidak sempat hadir, karena ada halangan. Maklum dari fakultas Kedokteran, jadi memiliki banyak kesibukan. Aku berharap semoga rasa persaudaraan ini, akan tetap terjalin selamanya. Walaupun kita sudah terpisah satu sama lain karena kesibukan yang berbeda.

Kembali ke Laptop, tentang pantai Losari, konon dahulu pantai ini dikenal sebagai pusat makanan laut dan ikan bakar di malam hari (karena para penjual dan pedagang hanya beroperasi pada malam hari), serta disebut-sebut sebagai warung terpanjang di dunia (karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang pantai yang panjangnya kurang lebih satu kilometer).

Salah satu makanan khas Makassar yang dijajakan di warung-warung tenda itu adalah pisang epe (pisang mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, dan dicampur dengan air gula merah. Paling enak dimakan saat masih hangat).Saat ini warung-warung tenda yang menjajakan makanan laut tersebut telah dipindahkan pada sebuah tempat di depan rumah jabatan Walikota Makassar yang juga masih berada di sekitar Pantai Losari.

Fasilitas dan akomodasi yang tersedia yaitu berbagai transportasi umum seperti becak, taksi, bus, dan sebagainya. Transportasi tersebut bisa Anda gunakan untuk berkeliling di sepanjang pantai Losari. Tersedia juga berbagai akomodasi hotel dengan berbagai kelas, dari wisma sampai hotel berbintang. Rumah sakit, restoran, cafe, warung, kerajinan emas dan souvenir juga tersedia.

Bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke Makassar, silahkan dicoba berkunjung di pantai Losari yah....:)

MESJID TERAPUNG - MAKASSAR

0 komentar

Mesjid Terapung Makassar
Selain mesijid kubah emas yang aku anggap unik karena kubahnya dari emas, adalagi yang lebih unik, yaitu mesjid Amirul Mukminin, atau biasa dikenal sebagai mesjid terapung. Mesjid ini terletak di kota Makassar, berdekatan dengan pantai Losari. Bentuknya yang unik karena mampu menerapung di atas air, ini mengundang banyak wisatawan datang untuk melihat keunikannya.

Mesjid terapung diresmikan dengan nama Masjid Amirul Mukminin oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia yang juga mantan Wapres Jusuf Kalla pada tanggal 21 Desember 2012 silam. Mesjid ini mampu menampung sekitar 500 jamaah. Sungguh luar biasa bukan? padahal terlihat sangat kecil. Mesjid ini ada tiga lantai, lantai pertama untuk kaum adam, lantai kedua untuk kaum hawa, sedang lantai ketiga untuk refresing. Lantai ketiga ini dijadikan wisatawan untuk menunggu matahari terbenam sambil menikmati pisang ngepe (ciri khas makanan Makassar). 

Saat masuk, kita akan melihat dua wc yang saling berhadapan antara WC laki-laki dan perempuan. Ada kalimat yang menjelaskan bahwa, untuk melihat kebersihan sebuah mesjid, maka lihatlah WCnya. Jika anda masuk ke dalam WC di mesjid ini, maka anda akan melihat seperti WC yang berada di ruang hotel, sungguh sangat bersih. Bagian dalam mesjid tidak kalah indahnya. Lampu yang digunakan adalah lampu gantung yang sangat cantik. Saat memandang jendela dari luar, kita akan disungguhkan keindahan panorama pantai Losari.
Lantai dua mesjid Terapung
Aku sudah dua kali menginjakkan kaki di mesjid ini, dan moment yang paling saat aku ingat adalah sejak bersama anak GAMMARA tahun 2012, kami membuat formasi T simbol dari Triesakti yang kami bentuk di bagian halaman mesjid saat subuh hari. 
Anak GAMMARA di Mesjid Terapung 2012
Terima kasih sudah membaca.

PANTAI AKARENA - MAKASSAR

1 komentar

Salah satu pantai yang terkenal di kota daeng kita, kota Makassar adalah pantai Akarena. Pantai ini terletak di jalan Metro Tanjung Bunga Makassar seberang GTC Mall. Akarena artinya bermain, jadi pantai ini bisa digunakan untuk bermain, seperti bermain volly. Harga tiket masuk tidak terlalu mahal kok, tidak sampai jual rumah...hehehe, hanya sekitar Rp.10.000,00 untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak usia 5 tahun ke bawah tidak dipungut biaya. Pantai Akkarena ini buka setiap hari sejak pukul 07.00-22.00 WITA.

Saat itu aku mengunjungi pantai ini bersama anak EUFRAT 2008. Nama angkatan kami di sastra Arab UNHAS. Jumlah yang berangkat saat itu adalah 12 orang yaitu: Heppi, Ryad, Anhar, Malik, Usman, Sigit, Mala, Rini, Ainul, Rina, Ana, dan Lia.
EUFRAT di pantai Akarena
Kami berangkat sore hari dengan menggunakan motor, jadi cuaca sangat bersahabat. Aku sudah menganggap mereka seperti saudaraku sendiri.Saudara baruku di kampus merah. Walaupun berbeda latar belakang, rasa persaudaraan kami terjalin kuat. 
Gadis pantai menunggu rembulan
Gadis pantai yang menunggu rembulan itu sedang menatap keindahan panorama pantai. Kami menunggu sampai matahari terbenam. Di antara kami Rini yang pertama kali mendapatkan rembulannya. Maksudnya dia yang sudah menikah lebih dulu. Kami belum tahu kapan menyusulnya? hanya Allah SWT yang tahu. Yang pasti kami sudah berusaha untuk mencari rembulan kami.
Menunggu matahari terbenam (sunset)

Kembali tentang pantai Akarena. Pantai ini juga memiliki wahana rekreasi dan olahraga air seperti wahana bermain anak, jetski, banana boat, speed boat dan boat kecil. Salah satu sudut yang menyajikan keindahan pantai ini adalah sebuah dermaga laut yang menjadi landmark Akkarena. Panjang dermaga 150 meter dengan lebar 5 meter. Disinilah kita bisa menikmati keindahan matahari terbenam di perairan Selat Makassar. Dermaga ini juga digunakan untuk pendaratan kapal-kapal wisata berukuran kecil dan sedang.

Pantai Akarena
Pada malam hari pantai ini memberikan suasana berbeda dengan lampu remang-remang dan view alam yang indah. Semilir angin saat sunset plus tulisan “love” di ujung salah satu dermaga membuat pantai ini layak disebut sebagai tempat romantis untuk pasangan. Bagi umat Islam jangan takut untuk ketinggalan shalat, karena di kawasan pantai, terdapat mushallah untuk beribadah.

BENTENG SOMBA OPU - MAKASSAR

0 komentar

Benteng Somba Opu

Salah satu objek wisata yang bisa menampilkan ciri khas rumah adat di kabupaten yang ada di Makassar adalah benteng Somba Opu. Sulawesi Selatan memiliki 22 kabupaten, dan 3 kota yaitu:
  • Kabupaten Bantaeng (Bantaeng)
  • Kabupaten Barru (Barru)
  • Kabupaten Bone (Watampone)
  • Kabupaten Bulukumba (Bulukumba)
  • Kabupaten Enrekang (Enrekang)
  • Kabupaten Gowa (Sunggu Minasa)
  • Kabupaten Jeneponto (Jeneponto)
  • Kabupaten Kepulauan Selayar (Benteng)
  • Kabupaten Luwu (Palopo)
  • Kabupaten Luwu Timur (Malili)
  • Kabupaten Luwu Utara (Masamba)
  • Kabupaten Maros (Maros)
  • Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkajene)
  • Kabupaten Pinrang (Pinrang)
  • Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidenreng)
  • Kabupaten Sinjai (Sinjai)
  • Kabupaten Soppeng (Watan Soppeng)
  • Kabupaten Takalar (Takalar)
  • Kabupaten Tana Toraja (Makale)
  • Kabupaten Toraja Utara (Rantepao)
  • Kabupaten Wajo (Sengkang)
  • Kota Makassar (Makassar)
  • Kota Palopo (Palopo)
  • Kota Pare-Pare (Pare-Pare)

TMII (Taman Mini Indonesia Indah) cakupan rumah adatnya tingkat provinsi dari seluruh pulau yang ada di Indonesia, sedangakan somba opu cakupannya adalah kota dan kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. Aku berangkat di kawasan wisata ini bersama anak sastra Arab UNHAS. Sewaktu melaksanakan rapat kerja Himpunan Mahasiswa Asia Barat (HIMAB). 

Mengelilingi objek wisata indah ini, aku hanya berempat. Aku didampingi  Ulfa, Ima dan Rina, karena teman yang lain masih sibuk dengan rapat. Kami mengambil waktu untuk refresing sejenak dengan melihat bentuk asli rumah adat dari setiap kabupaten. Beberapa rumah adat berhasil aku abadikan.

Rina, Ulfa dan Lia

Lia, Ulfa, dan Rina

Ulfa, Lia dan Ima
Rumah adat Toraja

Sekilas tentang sejarah dari Benteng Somba Opu. Benteng ini adalah benteng peninggalan dari Kesultanan Gowa yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Jalan daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

Pada masanya tempat ini pernah menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan dimana rempah-rempah yang diperjualbelikan untuk beberapa pedagang baik dari Asia, sekitar Indonesia dan wilayah Eropa. Sayangnya tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa masyarakat lokal dan internasional ini telah dikuasai oleh VOC pada tahun 1669, kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an pun benteng ini ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan yang datang ke tempat itu. Pada tahun 1990 benteng ini telah direkonstruksi sehingga terlihat lebih baik lagi. Pada saat ini pun Benteng Somba Opu telah menjadi sebuah objek wisata bersejarah karena di dalamnya terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan. Tempat ini pun juga menjadi perwakilan suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Tidak hanya itu saja, tempat ini juga memiliki sebuah meriam dengan panjang 9 meter dan berat sekitar 9.500 kilogram, serta ada sebuah museum yang berisi benda- benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa

Tunggu petualangan Lia selanjutnya...!!! makasih

PANTAI TANJUNG BAYAM - MAKASSAR

1 komentar

Berfoto di halaman mesjid terapung
Aku sangat senang dengan pantai, apalagi melihat matahari dibibir pantai. Maka dari itu aku membuat rencana dengan sahabat dan siswaku di LBB Triesakti untuk berangkat ke tanjung bayam. Di kawasan ini hanya ada sunset, tidak ada sunrise, uniknya lagi. Mereka mau saja mengikuti keinginanku untuk melihat sunrise. Waktu itu aku betul-betul tidak tahu, kalo memang tidak ada sunrise disana. Jadi aku menyuruh mereka untuk berkumpul dipondokanku pukul 05.00 subuh. 

Jumlah kami yang berangkat saat itu ada sekitar 9 orang dengan menggunakan motor. Mereka adalah Dian, Lia, Pude, Puput, Ashar, Iban, Dhito, Rasyid, dan sahabat Ashar.  Mereka memang sahabat yang sangat baik, karena setelah shalat shubuh, mereka sudah ontime nongkrong di halaman pondok Salasabilah, nama pondokanku di UNHAS. Mereka rela untuk mengurangi waktu tidurnya hanya untuk menemaniku ke pantai tanjung bayam.

Puput, Pude dan Lia
Sejak semalam aku sudah menghubungi dua orang siswaku ini, mereka juga senang dengan pantai, makanya mereka juga ikut denganku.

Pereman Pantai Pagi
Kami tiba tepat pukul 05.30 di kawasan indah yang ramai wisatawan itu. Saat itu aku tidak merasa kecewa karena tidak melihat sunrise, karena aku selalu dihibur dengan gaya unik mereka. Kami menghabiskan waktu dengan berfoto.

Dhito dan Dian
Salah satu cerita lucu yang sampai saat ini aku ingat adalah ketika Dian dan Dhito lomba lari, katanya lomba itu dimenangkan oleh Dian, lantaran celananya Dhito hampir jatuh. Hahahah Its so funny. Seharusnya peraturannya mereka pulang balik lomba lari, ini malah pulangnya dengan kendaraan bebek.
Bebek kendaraan Pantai
Kami menyewa kendaraan unik itu sekitar Rp. 5000/ kepala. relatif murah untuk mengelilingi indahnya panorama pantai. Pasirnya memang tidak seperti pantai Bira di Bulukumba, tapi jangan salah wisatawan sangat ramai berkunjung, selain harganya murah, tempatnya juga mudah untuk dijangkau. Jika ingin berlama-lama di pantai, banyak vila yang disediakan untuk menginap dengan harga yang relatif murah. 

Aku sudah pernah menginap di pantai ini dalam rangka rapat kerja organisasi kampus, jika senja tiba, kita akan menikmati indahnya sunset. Udaranya juga sangat sejuk, apalagi pada malam hari, kita akan mendengar alunan ombak yang saling berkejar-kejaran. Sekedar informasi bagi para wisatawan yang ingin berenang tapi tidak tahu untuk berenang, ada juga kok penyewa ban, mulai ban kecil untuk anak-anak, hingga ban besar untuk dewasa.

Makanan khas makassar di pantai ini adalah pisang ngepe, jagung bakar 3 rasa dan penjual pop mie. Sebagian mata pencaharian orang-orang yang tinggal di pantai ini yakni sebagai pedagang, penyewa ban, juru parkir dan penyewa vila.

Sahabat blog yang belum pernah datang, silahkan deh berkunjung dijamin ingin kembali lagi. Makasih sudah membaca blogku...jangan lupa saran dan kritiknya yah.