HUJAN DESEMBER

2 komentar

Matahari telah keluar dari peraduaannya, tepat pukul 06.00 WITA subuh, aku berusaha sekuat tenaga untuk bergegas ke pasar. Aku masuk WC dan membasuh wajah,  tiba-tiba tubuhku terasa dingin, mengigil. Aku pun lari ke kamar dan menyelimuti tubuhku dengan selimut. Saat itu aku sudah berjanji pada ayahku untuk ke pasar membeli bahan masakan, tapi tubuhku terasa tak mampu. Maka ibuku pun pergi. Aku tak memberitahu kondisiku padanya, karena aku takut acara syukuranku akan gagal, jika aku tidak kelihatan sehat di hadapannya. Aku pun menutup kamar.

Saat orang tuaku kembali, aku menguatkan diri, dan langsung ke dapur. Untunglah Allah SWT memberiku sedikit tenaga untuk memasak. Aku memasak kapurung, bersama ibu dan nenekku. Jujur badanku terasa sangat pegal, tapi aku terus bertahan, karena aku ingin terlihat kuat dihadapan mereka. Saat selesai memasak kapurung, aku pun mengistrahatkan tubuhku sejenak, sambil menghubungi sahabatku dan mengingatkan mereka untuk datang. Karena aku membuat banyak kapurung.

Usai menghubungi mereka, aku pun kembali ke dapur untuk membuat agar-agar, sudah 2x aku membuat kue tersebut, tapi bentuk dan rasanya selalu kurang pas, aku tidak ingin putus asa, aku yakin agar-agarku kali ini berhasil, dan lezat. Aku mencetaknya dalam bentuk desain bunga mawar. Saat aku mencoba rasanya Alhamdulillah terasa pas, dan manis.

Pukul 15.00 WITA, aku menunggu mereka, karena kemarin mereka bilang bisa hadir. Makananku  pun juga sudah siap. Sejam  menunggu belum ada yang muncul, ibuku juga terus bertanya "mana temanmu? "Aku melirik jam, ternyata sudah pukul 16.00 WITA, aku hanya mampu menjawab "kayaknya mereka agak terlambat datang bu, cuaca  sangat buruk." Aku berusaha untuk sabar, dan berusaha kuat untuk tidak mengeluarkan air mata,  kulihat langit tampak gelap. Bagiku aku tidak perlu menangis, karena langit sudah mewakiliku. Hujan begitu deras, hingga membuat sawah di belakang rumahku, tertutup karena banjir.

***

Aku masuk ke kamar, dan tak mampu untuk menahan tangis lagi, sudah 2 jam menunggu sahabat-sahabatku pun belum hadir, saat itu aku sangat kecewa, beberapa sms yang terbalas, mengatakan "Maaf tidak bisa hadir," dengan alasan yang memang masuk akal, yaitu karena HUJAN. Aku berusaha untuk menutup mata dan ingin tidur, berharap dalam mimpi aku bermimpi indah, dan melupakan kejadian pahit ini.

"Kakak ada ka Ilham" Ujar adikku Fitri. Aku melirik jam sudah hampir pukul lima. Aku pun segera mengambil jilbab, dan keluar, dalam hati aku berucap "Alhamdulillah Ilham datang, tidak apa-apa satu orang datang ,yang pasti dia bisa makan masakanku." Aku pun menyediakan semuanya bersama adikku. Sebelum makan kapurung, aku memberikannya agar-agar buatanku, aku ingin tahu, apakah rasanya sudah lezat atau bagaimana? Sebelum dia makan, dia mendokumentasikannya terlebih dahulu. "Lezat ka…beda dari sebelumnya" ujarnya sambil menikmati.

Usai makan kue, Ilham pun ku suruh untuk menghabiskan kapurung yang sudah kusediakan di ruang keluarga. Ilham terus berusaha menghabiskan, tapi tidak bisa, aku bilang padanya, "masih ada 1 panci besar di dapur. Aku pikir banyak yang datang, jadi aku membuatnya  banyak, ternyata hujan, jadi mereka tidak bisa hadir." Ilham terus memberiku semangat, dan membuatku tertawa.

Tepat pukul 18.00, Alhamdulillah Arin dan sahabatnya datang memenuhi undanganku, Ia memang best friendku yang baik. Walaupun hujan dia tetap datang, untuk memberikanku selamat. Jumlah yang datang 7 orang, 4 orang di antaranya aku tidak kenal, karena mereka adalah sahabat Arin, aku sengaja menghubungi Arin untuk membawa semua temannya.

Rasa sedih itu pun berubah tawa dan canda. Karena sahabat Arin sungguh sangat lucu, mereka junior di kampus Yapim. Saat detik untuk memotong kue ulang tahunku, mereka pun bernyanyi  untuk mengiringi. Walaupun saat itu mati lampu, hujan di luar masih deras, kami pun menikmatinya, terlebih aku. Aku merasa bahagia karena kedatangan mereka yang kocak abiz.
Saat potong kue usia 23 tahun



Kebahagian yang tak ternilai lagi adalah pemberian hadian dari seseorang spesial. Walaupun dia tidak sempat hadir, karena ikut kegiatan kampus. But,  Terima kasih atas hadiahnya. Satu lagi aku dapat hadiah dari my best friend. Terima kasih Arin, hari ini kamu mengeluarkan aku dari kesedihan. You are my best friend in the world.
From Arin
 Saat acara tukar kado dengan Arin. Ia lahir pada tanggal 7 Desember 1990.

Acara Malam Tukar kado