BENTENG ROTTERDAM - MAKASSAR


 
Seminar Internasional  1 Oktober 2011
Sebelum berangkat ke benteng Rotterdam, awalnya kami mengadakan sebuah seminar besar yaitu seminar Internasional. Seminar ini dihadiri kurang lebih 250 peserta. Ini adalah seminar pertama yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Asia Barat (HIMAB) pada tanggal 1 Oktober 2011. Peserta yang hadir pun kami buatkan sertifikat, sebagai bentuk partisipasinya karena telah menghadiri kegiatan kami dengan tema "Peran Universitas dalam Proses Kemerdekaan Palestina".

Sertifikat Seminar Internasional

Kegiatan ini kami lakukan waktu itu karena sedang maraknya Israel menyerang Palestina. Seminar ini dihadiri oleh pembicara yang cukup terkenal. Mereka adalah:
Dr. Mohammad Farazandeh  (Kepala Kebudayaan Duta Besar Iran)
Dr. Irwan Akib, M.Pd (Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar)
Prof. Dr. Arismunandar., M.Pd (Rektor Universitas Negeri Makassar)
Prof. Dr. Abdul Rahim Yunus (Wakil Rektor UIN)
Dr. Hj A. Majdah Agus Arifin Nu'mang (Rektor Universitas Islam Makassar)
Prof. Dr. Hj. Masrurah Mochtar, MA (Rektor Universitas Muslim Indonesia)

Kegiatan ini hanya kami rancang selama satu minggu dengan jumlah panitia yang tidak terlalu besar, dan hasilnya sungguh sangat memuaskan. Usai seminar, kami langsung ke rumah jabatan wali kota makassar yaitu Ilham Arif Sirajuddin. Kami mengantar kedubes Iran saat itu. Beliau orangnya sangat ramah dan menganggap tamu adalah raja, bagaimana tidak? kami dihidangkan kue yang sangat lezat.

anak HIMAB bersama walikota dan istrinya
Jumlah yang berangkat waktu itu hanya ada sekitar 14 orang. Mereka adalah Syarif, Akbar, Rijal, Riyad, Gali, Wahyu, Adi, Lia, Fitri, Ulfa, Rini, Rina, Mala, dan Ainul.

Perjalanan kami tidak sampai di rumah walikota saja, dengan menggunakan avanza hitam milik Fitri, kami pun meluncur ke benteng Rotterdam, untuk bersantai dan mengambil foto.

Benteng Rotterdam Makassar

Sekilas tentang sejarah dari Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang). Benteng ini adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian Timur.

Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.

Herma, Lia, Ana, Fitri, Ulfa Rini, Rina, Mala, dan Ainul EUFRAT 2008
Waktu itu kami datang terlambat, saat tempat bersejarah sudah tertutup, kami datangnya sore hari, tapi hal itu tidak membuat kami kecewa, karena kami habiskan waktu dengan berpose ala artis Belanda....hahahah...jujur kami tidak janjian dalam hal pakaian, tapi aku sangat senang karena rata-rata kami menggunakan baju gamis. Aku hanya berharap semoga kebersamaan ini akan terulang kembali. Aamiin.....

2 komentar:

Silahkan beri saran dan kritik. Terima kasih