Coban Rondo |
Aku
sangat suka travelling. Beruntung selama kursus di kediri, aku
dikelilingi orang-orang yang suka dengan travelling juga. Jadi, selama
sebulan di sana. waktu hari minggu, aku gunakan dengan sebaik mungkin.
Usai
mengunjungi gunung Bromo pada tanggal 3 November 2013...Sore itu kami
tidak langsung kembali. Akan tetapi kami singgah di salah satu tempat
wisata yang ada di daerah kabupaten Malang yaitu "Air Terjun Coban
Rondo".
Bus
mini dengan isi penumpang sebanyak 17 orang membawa kami ke air terjun
berlegenda itu. Sahabat yang ikut pada saat itu adalah : Dini (Batam),
Ria (Aceh), Nikea (Bandung), Intan (Samarinda), Ida (Indramayu), Elis
(Flores), Widya (Borneo), Sari (Medan), Ria (Aceh), Reni (Palembang),
Tisah (Cirebon), Ratih (Jambi), Ika (Jakarta), Ayas (Depok), Surya
(Lombok), Rudi (Medan) dan saya sendiri Lia (Makassar)
Konon menurut cerita "Air
Terjun Coban Rondo
menyimpan legenda unik, bermula dari sepasang
pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai
wanita bernama
Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama
Raden
Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan
mereka menginjak
usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi
Anjarwati
mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan
asal
dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai
pergi karena
usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut
selapan. Namun
kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun
yang terjadi
di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjung. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo. Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya."
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjung. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo. Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya."
Saat
masuk dikawasan tersebut. Angin terasa sangat dingin, hal ini mungkin
karena dikelilingi banyak pohon pinus. Saat kami menyentuh air, terasa
seperti es yang mencair. Maka dari itu, niat awal kami yang ingin mandi,
menjadi tidak jadi, karena kami takut membeku. Lagi pula aku tidak
memiliki pakaian ganti. Jadi, kami hanya menghabiskan waktu dengan
mengabadikannya melalui kamera samsung yang sudah kubeli sejak di
Makassar bersama Dian Darmawan Optimis.
foto bersama anak ELFAST-KEDIRI |
Tunggu petualangan lia selanjutnya!!! :)