Berfoto di halaman mesjid terapung |
Aku sangat senang dengan pantai, apalagi melihat matahari dibibir pantai. Maka dari itu aku membuat rencana dengan sahabat dan siswaku di LBB Triesakti untuk berangkat ke tanjung bayam. Di kawasan ini hanya ada sunset, tidak ada sunrise, uniknya lagi. Mereka mau saja mengikuti keinginanku untuk melihat sunrise. Waktu itu aku betul-betul tidak tahu, kalo memang tidak ada sunrise disana. Jadi aku menyuruh mereka untuk berkumpul dipondokanku pukul 05.00 subuh.
Jumlah kami yang berangkat saat itu ada sekitar 9 orang dengan menggunakan motor. Mereka adalah Dian, Lia, Pude, Puput, Ashar, Iban, Dhito, Rasyid, dan sahabat Ashar. Mereka memang sahabat yang sangat baik, karena setelah shalat shubuh, mereka sudah ontime nongkrong di halaman pondok Salasabilah, nama pondokanku di UNHAS. Mereka rela untuk mengurangi waktu tidurnya hanya untuk menemaniku ke pantai tanjung bayam.
Puput, Pude dan Lia |
Sejak semalam aku sudah menghubungi dua orang siswaku ini, mereka juga senang dengan pantai, makanya mereka juga ikut denganku.
Pereman Pantai Pagi |
Kami tiba tepat pukul 05.30 di kawasan indah yang ramai wisatawan itu. Saat itu aku tidak merasa kecewa karena tidak melihat sunrise, karena aku selalu dihibur dengan gaya unik mereka. Kami menghabiskan waktu dengan berfoto.
Dhito dan Dian |
Salah satu cerita lucu yang sampai saat ini aku ingat adalah ketika Dian dan Dhito lomba lari, katanya lomba itu dimenangkan oleh Dian, lantaran celananya Dhito hampir jatuh. Hahahah Its so funny. Seharusnya peraturannya mereka pulang balik lomba lari, ini malah pulangnya dengan kendaraan bebek.
Bebek kendaraan Pantai |
Kami menyewa kendaraan unik itu sekitar Rp. 5000/ kepala. relatif murah untuk mengelilingi indahnya panorama pantai. Pasirnya memang tidak seperti pantai Bira di Bulukumba, tapi jangan salah wisatawan sangat ramai berkunjung, selain harganya murah, tempatnya juga mudah untuk dijangkau. Jika ingin berlama-lama di pantai, banyak vila yang disediakan untuk menginap dengan harga yang relatif murah.
Aku sudah pernah menginap di pantai ini dalam rangka rapat kerja organisasi kampus, jika senja tiba, kita akan menikmati indahnya sunset. Udaranya juga sangat sejuk, apalagi pada malam hari, kita akan mendengar alunan ombak yang saling berkejar-kejaran. Sekedar informasi bagi para wisatawan yang ingin berenang tapi tidak tahu untuk berenang, ada juga kok penyewa ban, mulai ban kecil untuk anak-anak, hingga ban besar untuk dewasa.
Makanan khas makassar di pantai ini adalah pisang ngepe, jagung bakar 3 rasa dan penjual pop mie. Sebagian mata pencaharian orang-orang yang tinggal di pantai ini yakni sebagai pedagang, penyewa ban, juru parkir dan penyewa vila.
Sahabat blog yang belum pernah datang, silahkan deh berkunjung dijamin ingin kembali lagi. Makasih sudah membaca blogku...jangan lupa saran dan kritiknya yah.
Sahabat blog yang belum pernah datang, silahkan deh berkunjung dijamin ingin kembali lagi. Makasih sudah membaca blogku...jangan lupa saran dan kritiknya yah.
Assalamualaikum....good luck
BalasHapus