"Berpergianlah maka kamu akan mendapatkan
keluarga baru" kalimat dari imam syafii. Aku yakin dengan kalimat
itu…karena memang benar aku mendapatkan
keluarga di Pare kabupaten Kediri-Jawa Timur . Kota asing yang kuinjak tanpa
sanak keluarga. Awal pertama kali aku datang di Pare. Aku mengambil tempat
kursus bernama ELFAST dengan program basik satu grammar.
Karena aku pikir, aku belum punya basik akan bahasa Inggris. Setiap orang pasti
punya tujuan berkunjung ke Pare, begitu pun denganku. Aku berkunjung ke pare
dengan visi ingin menguasai bahasa Inggris khususnya tenses dan tentunya mendapatkan teman baru dari berbeda
provinsi.
Depan Halaman ELFAST bersama Dini (Batam) |
Tuhan menjawab
doaku..aku dipertemukan dengan keluarga baru.
Mereka adalah teman-teman dari BP 1 grammar
di ELFAST. Aku menyebutnya dengan sebutan keluarga, karena aku merasa akrab
dengan mereka. Satu bulan bersama mereka
membuatku sangat bahagia. Bersama mereka aku pun mengunjungi tempat-tempat
wisata bersejarah yang ada di daerah Pare, dan moment
yang paling bahagia adalah saat berkunjung ke gunung bromo. Kami tidak mengenal
akan perbedaan, bagi kami umur dan latar belakang keluarga yang berbeda malah
menambah rasa persaudaraan di antara kami.
Perjalanan sebulan
bersama mereka bagaikan seminggu, "waktu
yang mempertemukan maka waktu pula yang memisahkan." Akhirnya aku
harus kembali ke Makassar pada tanggal 10 November 2013. Agar perpisahan ini
ada hal yang dapat dikenang, aku pun bersama keluarga baruku membuat pesta
kecil-kecilan. Sebuah pesta yang tak akan terlupakan.
Pesta yang kami
rangkai ini dimulai dari pembukaan oleh aku sendiri kemudian dilanjutkan oleh
ms Ria selaku tilawatil Quran. Aku sungguh takjub padanya ia berasal dari Aceh.
Ia mampu menghafalkan alquran yang dibacanya. Setelah dia selesai acara
berikutnya adalah games persahabatan.
Aku mempunyai
dua games
yang menarik. Pertama games perkenalan. Games ini dibagi 4 kelompok kemudian masing-masing kelompok menyebutkan
nama lengkap, asal daerah dan tanggal lahir. Akhir dari permainan ini adalah
hanya satu kelompok yang menang yaitu kelompok 3 dari kelompok Mr Aziz yang
merupakan salah satu tutor yang mengajar kami tentang grammar. Aku tersenyum kecut karena dulu aku di ajar mereka
sekarang malah aku yang mengajar mereka dengan materi yang berbeda. Jika dulu
mereka mengajarkanku tetang grammar, aku malah mengajarkan mereka tentang games. Ini sungguh luar biasa. Hal yang
membuatku tertawa adalah ketika 3 tim yang kalah harus merasakan nikmatnya
dicoreng bedak pada bagian wajah.
Games yang
selanjutnya adalah games plus minus. Games ini aku dapatkan ketika mengambil
program speaking di Eminance. . Mr Frangkly yang membawakannya. Ia adalah
tutor speakingku saat masih di Pare.
Bagiku games ini sangat menarik untuk
mengetahui kebaikan atau kekurangan di antara kami sesama anak Elfast. Games ini tidak ada sanksi yang diberikan
hanya sekedar pengenalan lebih dekat.
Usai dua games,
acara selanjutnya adalah penampilan suara dari
Ibnu bersama sahabatnya. Sunggguh lantunan suara yang merdu. Sembari dia menyanyi, aku
membagikan foto dan data anggota Elfast kepada keluarga baruku. Mereka tampak
sangat bahagia. Mengingat waktu yang sangat singkat, kami pun menutup acara
perpisahaan tersebut dengan doa yang dikomandoi oleh Donny. Maklum asal
pesantren Gontor.
Kini aku merasa
sangat bersyukur terhadap pengalaman sebulan yang aku daptkan selama berada di
kampung Inggris. Rasanya aku ingin kembali lagi suatu saat nanti, dan kembali
bertemu dengan keluarga kecilku itu. Sambil tersenyum lepas aku pun menghadap
cabin jendela pesawat. Selamat tinggal Pare….! Semoga kita dipertemukan kembali sahabatku.
envy deh... pengen ke sana jg. insya Allah ada wktu luang tahun dpn bs menuntut ilmu + travelling jatim dan bali :D
BalasHapushehe masih ada niat kesana? stelah sudh pnya krja neng?
Hapusmiss you pare
Hapus